Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) dalam kunjungan luar negeri pertamanya sejak Rusia menginvasi Ukraina. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Zelensky, "suatu kehormatan untuk berada di sisi Anda". Kedua pemimpin mengadakan konferensi pers bersama sebelum menuju ke Capitol Hill untuk berpidato di sesi bersama Kongres AS dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Simak rangkuman update perang Rusia vs Ukraina hari ke 302 pada Kamis (22/12/2022) berikut ini, dikutip dari . Dalam pidatonya di kongres, Zelensky mengungkapkan Ukraina tidak akan pernah menyerah, saat menegaskan soal hubungan Ukraina dengan AS, yang merupakan sekutu dalam perang (Rusia di Ukraina). "Tahun depan akan menjadi titik balik, titik ketika keberanian Ukraina dan tekad Amerika akan menjamin kebebasan Ukraina," kata Zelensky.
Lebih lanjut, Zelensky juga berupaya membujuk anggota parlemen dari Partai Republik untuk terus mendanai pertahanan negaranya melawan Rusia. "Uangmu bukanlah sedekah. Ini adalah investasi dalam keamanan global dan demokrasi kami tangani dengan cara paling bertanggung jawab," jelas Zelensky. Sementara itu, Gedung Putih telah menjanjikan paket bantuan baru senilai 1,58 miliar dolar AS ke Ukraina.
Washington akan mengirimkan baterai rudal Patriot canggih ke negara yang dilanda perang tersebut. Pemerintah Joe Biden mengatakan bahwa bantuan tersebut akan sangat penting untuk menghentikan serangan roket "biadab" Rusia terhadap infrastruktur kritis. Pemerintahan Biden juga meluncurkan pembatasan baru pada ekspor teknologi ke kelompok militer Wagner Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan menyediakan semua kebutuhan pasukannya, tanpa batas finansial. “Negara, pemerintah akan memberikan semua yang diminta tentara. Semuanya," ucap Putin. Putin juga mengakui bahwa mobilisasi parsial yang mengerahkan 300.000 tentara cadangan pada September kemarin, tidak berjalan mulus.
“Mobilisasi sebagian yang dilakukan mengungkapkan beberapa masalah, seperti yang diketahui semua orang, yang harus segera diatasi,” katanya. Panggilan tersebut menuai kritik keras karena rekrutan baru dianggap tidak layak secara fisik atau terlalu tua dan tidak memiliki peralatan dasar.