Pemerintah Indonesia menyediakan 836 mobil listrik untuk VVIP dan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada pekan depan. Mobil listrik tersebut merupakan hasil kerjasama dengan sejumlah perusahaan otomotif. “Kendaraan listrik akan mengantar (delegasi) ke hotel masing masing untuk bersiap memulai perhelatan ini," ujar Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, Senin (7/11/2022).
Meski menyediakan mobil listrik untuk kepala delegasi, Setya Utama mengatakan pemerintah Indonesia tidak melarang jika ada negara yang membawa kendaraan operasional antipeluru sendiri yang sesuai dengan standar pengamanan masing masing. Hal itu sesuai dengan asas resiprokal hubungan antarnegara. “Indonesia juga pernah menerima perlakuan sama dalam pertemuan lain,” kata Setya Utama.
Ia mengatakan Indonesia menyediakan kendaraan lapis baja untuk tujuh kepala negara/pemerintahan yang hadir pada pertemuan G20. Sejauh ini sudah lima negara yang menyatakan bahwa mereka akan membawa kendaraan lapis baja sendiri ke Bali. “Kita kan tidak bisa memenuhi semuanya (kendaraan lapis baja) karena kita juga mencadangkan untuk presiden dan wakil presiden. Jadi first come, first serve,” kata dia.
Setya Utama menuturkan, di hari pertama, yaitu tanggal 15 November 2022, kegiatan digelar di venue utama perhelatan G20 di The Apurva Kempinski Bali, dengan total 15 working session yang berlangsung sejak pagi hingga siang. Temanya antara lain food and energy security dan global health architecture. Malam harinya dilaksanakan welcoming dinner di Garuda Wisnu Kencana. Untuk protokoler di hari kedua, kata Setya Utama, dimulai dengan side event penanaman bakau di Tahura Mangrove yang dimulai pagi hari.
Usai acara itu, siang sampai sore ada working session ketiga setelah makan siang dengan tema digital trasnformation. Untuk sore hari, acara diakhiri dengan serah terimakan G20 dari Indonesia ke India. "Jadi itu yang sudah direncanakan. Mulai kedatangan sampai kepulangan. Mudah mudahan berlangsung aman dan lancar, substansi yang dihasilkan menjadi keinginan masyarakat dunia," pungkas Setya.